Kapan Lagi Mensyukuri Energi Matahari dan Aliran Sungai Kita

Posted on Kamis, 17 April 2014

Matahari masih memberikan sinarnya di bumi Indonesia.
Sungai masih mengalirkan airnya di tanah-tanah nan cantik di negeriku Indonesia.

Matahari dan sungai, dua-duanya perlu kita manfaatkan secara bijak untuk kebutuhan hidup masyarakat. Matahari, sinarnya yang menerangi kawasan kita serta kandungan energi didalamnya yang berpotensi menjadi listrik dan sumber daya pemanas.

Di sisi lain, sungai keberadaannya mengantarkan air ke seluruh pelosok daratan. Perkebunan dan persawahan banyak membutuhkan air yang dibawa sungai ini. Air sungai tak akan mudah surut di musim kemarau bila sumber aliran di hulu sungai punya cukup banyak pohon atau hutan sebagai mesin besar penyimpan air. Aliran air di sungai akan lancar bila sungai bersih dari sampah-sampah rumah tangga yang sering kali menjadi penghambat dan bahkan pengotor air. Air yang kotor pun sangat dikhawatirkan bisa merusak pertumbuhan dan perkembangan tanaman di sawah dan kebun. Lebih-lebih air sungai yang kotor tercemari sampah sangat merusak tubuh manusia bila diminum.
Maka, saat ini air di sungai hanya dipakai untuk membasahi sawah dan ladang saja, bukan untuk diminum.

Kabupaten Brebes sangat mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian penduduknya. Masih cukup banyak dijumpai area persawahan dan perkebunan di kabupaten ini. Bila demikian, artinya kabupaten Brebes membutuhkan pasokan air yang baik untuk mengaliri sawah, kebun, dan menghijaukan hutan.

Sekilas mata, bila anda meninjau sungai-sungai di kabupaten Brebes, alirannya masih cukup deras. Sumber air yang cukup besar ini berasal dari area pegunungan yang dimiliki wilayah kabupaten tersebut. Curah hujan di daerah pegunungan itu pun cukup tinggi. Hujan masih sering turun disana. Mungkin hampir tiap hari. Jadi, kebutuhan pasokan air untuk mengalir di sungai-sungai dapat diandalkan.

Hanya saja, seperti mayoritas sungai-sungai lain di negara tercinta ini, sungai-sungai yang mengalir di kabupaten Brebes tidak lepas dari serangan sampah. Air tidaklah jernih seperti yang diharapkan, tetapi menjadi kecoklatan. Masih bersyukur, warna airnya tidak kehitaman seperti sungai di Jakarta... hehe.
Air sungai kecoklatan yang ada sampai saat ini masih dapat diandalkan oleh warga Brebes sebagai pemasok air di sawah dan kebun. Tak henti-hentinya rasa syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, atas aliran sungainya yang masih membawa banyak manfaat.

Sebagai manusia yang senantiasa bersyukur, masyarakat tak boleh hanya memakai manfaat dari alam lalu acuh tak acuh, lalu cuek tak peduli, lalu masa bodoh terhadap kelestarian alam. Sampah harus benar-benar disingkirkan dari sungai. Masyarakat harus sungguh-sungguh sadar untuk tak mengulang perbuatan membuang sampah ke sungai atau tepi sungai.

Tak hanya itu, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, masyarakat ada yang mulai meng-integrasi-kan (memadukan) manfaat antara matahari dengan sungai. Wah.. apa itu maksudnya? Sebuah langkah nyata yang sudah diambil masyarakat kecamatan Banjarharjo kabupaten Brebes dapat menjadi contoh kegiatan terpadu tersebut. Mereka memasang panel surya di tepi sungai. Panel surya yang dipasang di pojok jembatan di desa Kertasari tersebut mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik, lalu listrik yang tercipta mengangkat air sungai untuk kebutuhan mereka bermasyarakat, meski baru berkapasitas kecil.
Subhanallah.. inilah langkah-langkah kita bersyukur sebagai masyarakat bangsa dan negara Indonesia. Berawal dari tersedianya listrik gratis yang tercurah dari matahari setiap hari, mari kita manfaatkan untuk membangun masyarakat yang sejahtera.
Alhamdulillah. Terima kasih Ya Allah.

3 komentar:

Firdaus Hanif mengatakan...

mantap.

Shofyana mengatakan...

oye

Shofyana mengatakan...

Maju terus energi terbarukan

Cari lebih lanjut

Blog Archive

About Me

Foto Saya
Blog BukuEnergi merupakan blog pribadi dan ditulis oleh Firdaus Hanif, S.T. Blog ini diharapkan menambah wawasan bagi penulis sendiri khususnya, dan pengunjung pada umumnya. Karena kegemarannya pada tema-tema energi, maka penulis sengaja menghadirkan blog ini untuk Anda, tentu saja dalam tujuan untuk belajar bersama, dan bukan "menggurui". Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan. Terimakasih. Selamat membaca, dan mari budayakan menulis!