Penghematan energi harus dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan energi, sehingga benar-benar sesuai dengan tingkat kebutuhan. Pemanfaatan energi secara bijak dapat dilakukan tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan. Yang penting adalah mengoptimalkan penggunaan energi sehingga konsumsi benar-benar sesuai dengan tingkat kebutuhan.
Pemerintah juga telah mengeluarkan Instruksi Presiden No. 10/2005 tentang penghematan energi menyusul terjadinya krisis pengadaan BBM pada tahun 2005. Pada tahun 2006 pemerintah melalui Peraturan Presiden No. 5/2006 mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional (KEN). KEN bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri, mengoptimalkan produksi energi, dan melakukan konservasi energi. Dari sisi pemanfaatannya perlu diusahakan penggunaan energi secara efisien dan melakukan diversifikasi energi (Sugiyono dan Arieshanty, 2006).
Pape (dalam Sugiyono dan Arieshanty, 2006) menyebutkan bahwa konservasi energi dapat dicapai melalui penggunaan teknologi hemat energi dalam penyediaan, baik dari sumber terbarukan maupun sumber tak terbarukan dan menerapkan budaya hemat energi dalam pemanfaatan energi. Penerapan konservasi energi meliputi perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan dalam pemanfaatan energi. Hambatan yang dihadapi dalam konservasi energi antara lain: biaya investasi tinggi, dan budaya hemat energi masih sulit diterapkan. Kurangnya pengetahuan terhadap teknologi yang efisien juga merupakan kendala dalam praktek konservasi energi.
Sementara itu, Energy Conservation Center of Japan (ECCJ) telah melakukan survei atau audit energi pada perhotelan dan bangunan komersial. Berdasarkan hasil audit yang dilakukan, mereka memaparkan bahwa faktor mendasar yang menentukan keberhasilan penghematan energi adalah desain bangunan, manajemen energi, dan komitmen pimpinan. (Anonim, 2007).
Budiono (2007) mengatakan bahwa konservasi energi sangat penting bagi bangunan gedung. Penerapan konservasi energi akan membuat gedung memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan dapat menekan pengeluaran untuk biaya energi.
Data DESDM (Anonim, 2003) mengidentifikasi bahwa potensi konservasi energi di semua sektor mempunyai peluang yang sangat besar yaitu antara 10%-30%. Penghematan ini dapat direalisasikan dengan cara yang mudah dengan sedikit atau tanpa biaya. Dengan cara itu penghematan yang dapat dicapai sekitar 10%-15%, apabila menggunakan investasi, penghematan dapat mencapai 30%.
Dalam penelitian audit energi terdahulu belum ada yang dilakukan pada gedung yang terdiri dari ruangan pendidikan dan kantor usaha seperti gedung ELTI Sudirman Yogyakarta. Hasil penelititan ini juga bisa digunakan sebagai referensi untuk penelitian-penelititan selanjutnya. Hal inilah yang membedakan penelititan ini dengan penelitian sebelumnya.
*Meraih Gelar Sarjana S1 dari Program Studi Fisika Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Referensi:
Pemerintah juga telah mengeluarkan Instruksi Presiden No. 10/2005 tentang penghematan energi menyusul terjadinya krisis pengadaan BBM pada tahun 2005. Pada tahun 2006 pemerintah melalui Peraturan Presiden No. 5/2006 mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional (KEN). KEN bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri, mengoptimalkan produksi energi, dan melakukan konservasi energi. Dari sisi pemanfaatannya perlu diusahakan penggunaan energi secara efisien dan melakukan diversifikasi energi (Sugiyono dan Arieshanty, 2006).
Pape (dalam Sugiyono dan Arieshanty, 2006) menyebutkan bahwa konservasi energi dapat dicapai melalui penggunaan teknologi hemat energi dalam penyediaan, baik dari sumber terbarukan maupun sumber tak terbarukan dan menerapkan budaya hemat energi dalam pemanfaatan energi. Penerapan konservasi energi meliputi perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan dalam pemanfaatan energi. Hambatan yang dihadapi dalam konservasi energi antara lain: biaya investasi tinggi, dan budaya hemat energi masih sulit diterapkan. Kurangnya pengetahuan terhadap teknologi yang efisien juga merupakan kendala dalam praktek konservasi energi.
Sementara itu, Energy Conservation Center of Japan (ECCJ) telah melakukan survei atau audit energi pada perhotelan dan bangunan komersial. Berdasarkan hasil audit yang dilakukan, mereka memaparkan bahwa faktor mendasar yang menentukan keberhasilan penghematan energi adalah desain bangunan, manajemen energi, dan komitmen pimpinan. (Anonim, 2007).
Budiono (2007) mengatakan bahwa konservasi energi sangat penting bagi bangunan gedung. Penerapan konservasi energi akan membuat gedung memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan dapat menekan pengeluaran untuk biaya energi.
Data DESDM (Anonim, 2003) mengidentifikasi bahwa potensi konservasi energi di semua sektor mempunyai peluang yang sangat besar yaitu antara 10%-30%. Penghematan ini dapat direalisasikan dengan cara yang mudah dengan sedikit atau tanpa biaya. Dengan cara itu penghematan yang dapat dicapai sekitar 10%-15%, apabila menggunakan investasi, penghematan dapat mencapai 30%.
Dalam penelitian audit energi terdahulu belum ada yang dilakukan pada gedung yang terdiri dari ruangan pendidikan dan kantor usaha seperti gedung ELTI Sudirman Yogyakarta. Hasil penelititan ini juga bisa digunakan sebagai referensi untuk penelitian-penelititan selanjutnya. Hal inilah yang membedakan penelititan ini dengan penelitian sebelumnya.
*Meraih Gelar Sarjana S1 dari Program Studi Fisika Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Referensi:
- Anonim, 2003, Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
- Anonim, 2007, Mengoptimalkan Energi, Sektor Industri Berpotensi Menghemat 20%, BPPT Online, http://www.bppt.go.id//index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=1350
- Budiono, A., 2007, Efisiensi Penggunaan Energi Pada Bangunan Usaha Studi Kasus di Koperasi KOPMA UGM, Skripsi, Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta
- Sugiyono, A. dan Arieshanty, B., 2006, Peluang Konservasi Energi di Industri Tekstil, Paper,
- http://www.geocities.com/Athens/Academy/1943/paper/p0602.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar